Artikel
Artikel
Telemarketing Inbound vs Outbound, Mana yang Lebih Efektif?
Telephony | 22 September 2022
Telemarketing, sebagai strategi pemasaran produk melalui panggilan telepon terbukti mampu meraup keuntungan bisnis sampai ratusan juta. Hal tersebut menjadikan telemarketing sebagai salah satu strategi bisnis yang sangat menjanjikan. Dengan strategi telemarketing yang tepat, pelanggan akan merasa tertarik membeli sebuah produk atau jasa sebagai solusi yang tepat sesuai kebutuhan mereka.
Bagi bisnis yang ingin berkembang dengan pesat dan dapat melampaui cara pemasaran dan promosi secara konvensional, strategi telemarketing adalah opsi yang cermat. Cara ini dilakukan untuk menarik lebih banyak pelanggan dan meningkatkan keuntungan. Telemarketing sebenarnya memiliki konsep dasar cukup sederhana, yakni menelepon lebih banyak untuk mendapatkan pelanggan lebih banyak. Inbound dan outbound telemarketing bisa menjadi solusi yang tepat untuk bisnis Anda. Tapi bagaimana perbedaan antara keduanya?
Strategi Telemarketing untuk Bisnis
Telemarketing adalah strategi pemasaran yang digunakan untuk memperkenalkan produk atau layanan, kepada calon pelanggan melalui panggilan telepon. Tujuan akhirnya adalah untuk mendorong prospek melakukan pembelian. Ini juga membantu dalam memperluas konsumen bisnis.
Telemarketing tidak selalu berarti menjual produk melalui telepon. Ada layanan yang lebih berbeda untuk penjualan proaktif yang dikenal sebagai telesales. Selain untuk menarik minat konsumen, bisnis juga menggunakan strategi telemarketing untuk menghasilkan prospek, mempromosikan acara, melakukan survei, mengumpulkan data konsumen, memelihara hubungan dengan pelanggan yang sudah ada, atau memasarkan ulang produk ke pelanggan sebelumnya. Sementara itu untuk organisasi nirlaba, badan sosial dan universitas, telemarketing dapat dimanfaatkan untuk mengumpulkan dana dan mengumpulkan peserta untuk suatu acara.
Telemarketing Inbound
Telemarketing inbound adalah jenis telemarketing yang mendorong pelanggan untuk menelepon terlebih dahulu. Untuk mendorong prospek Anda menelepon, maka bisnis harus memiliki iklan, networking, atau upaya pra-penjualan lainnya. Anda juga dapat menerima panggilan dengan meninggalkan pesan atau informasi kontak, melalui saluran yang berbeda. Beberapa di antaranya yang dapat digunakan adalah melalui website, saluran media sosial, atau email.
Dalam telemarketing inbound, pelanggan sudah memiliki minat awal atas produk atau layanan suatu bisnis. Peran bisnis yakni menjawab semua pertanyaan dan memberikan informasi lebih lanjut tentang produk atau layanan. Empati adalah elemen kunci selama tahap ini. Dengan rasa empati, perusahaan bisa memiliki pemahaman yang kuat tentang kebutuhan pelanggan dan solusi yang tepat untuk mengatasinya.
Setelah pelanggan memutuskan untuk melakukan pembelian, maka bisnis dapat mulai menerima pesanan. Telemarketer inbound yang berpengalaman dapat menggunakan dua strategi penjualan, yakni:
- Upselling, yakni teknik yang dilakukan untuk memaksimalkan penjualan dengan merekomendasikan produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi, disertai kompensasi berupa manfaat tambahan.
- Cross-selling, adalah teknik untuk memaksimalkan penjualan dengan cara memikat konsumen agar melakukan transaksi produk lainnya yang bisa melengkapi produk awal yang dibeli.
Tantangan dengan telemarketing inbound terletak pada sebelum panggilan dimulai. Diperlukan pengalokasian dana yang cukup untuk menghasilkan iklan yang menarik bagi konsumen. Metodenya dapat menggunakan berbagai media, seperti televisi, media sosial, media cetak, atau digital ads. Jika iklan berhasil menarik perhatian target pasar dan proses interaksi dengan calon konsumen berjalan dengan baik, tingkat konversi akan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan strategi telemarketing outbound.
Telemarketing Outbound
Ketika berbicara mengenai telemarketing, metode outbound pasti menjadi gambaran umum yang langsung muncul di benak Anda. Berbeda dengan inbound, strategi pemasaran telemarketing outbound merupakan bentuk pemasaran jarak jauh yang proaktif. Hal ini mengharuskan bisnis untuk secara aktif menjangkau prospek yang ditargetkan melalui panggilan telepon. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran tentang produk atau layanan bisnis di mata target konsumen dan meyakinkan mereka untuk melakukan pembelian.
Telemarketing outbound sering dikaitkan dengan cold call. Seperti yang tersirat dalam istilah tersebut, pelaku akan mendapati diri diperlakukan dengan sikap dingin dan penolakan. Pasalnya, strategi ini berurusan dengan pelanggan yang belum menunjukkan minat pada produk atau layanan bisnis. Selain itu, orang biasanya menganggap cold call dan agen penjualan sebagai hal yang mengganggu dan menjengkelkan. Maka dari itu, penyusunan strategi dan metode cold call yang baik penting dilakukan.
Meski begitu, biaya telemarketing outbound relatif lebih rendah dibanding inbound. Metode ini cocok digunakan oleh bisnis yang memiliki anggaran terbatas untuk beriklan dan melakukan pemasaran. Bisnis juga memiliki kontrol yang lebih besar karena sebagai pihak yang memulai panggilan. Keberhasilannya tergantung pada kuantitas dan kualitas prospek yang dihubungi setiap hari, menggunakan praktik dan strategi terbaik dalam cold call. Meskipun mengubah prospek lebih sulit, bisnis akan tetap bisa menyebarkan informasi tentang produk dan layanan ke banyak orang.
Untuk memulai strategi telemarketing outbound, diperlukan orang-orang atau telemarketer ahli dan berpengalaman dengan keterampilan penjualan yang baik dan memiliki toleransi tinggi terhadap penolakan. Mempersiapkan naskah penjualan dengan tanggapan yang relevan terhadap keberatan sangat diperlukan untuk memulai strategi outbound telemarketing.
Perbedaan Inbound & Outbound Telemarketing
Telemarketing inbound dan outbound keduanya bertujuan untuk menghasilkan minat pelanggan. Faktor terbesar yang membedakan keduanya adalah metode yang digunakan dan tingkat minat pelanggan selama panggilan.
Perbedaan mendasarnya, telemarketing inbound berarti menerima panggilan dan memberikan informasi yang tepat kepada pelanggan yang telah menunjukkan minat mereka terhadap suatu produk atau layanan. Sementara itu, telemarketing outbound membuat banyak panggilan keluar sebanyak mungkin ke prospek yang belum menyatakan minat pada produk atau layanan bisnis.
Keduanya memiliki sisi kelebihan dan kekurangan masing-masing. Di satu sisi, telemarketing inbound akan terlihat lebih efektif karena berurusan dengan orang yang telah memiliki minat terhadap produk. Namun, pengalokasian dana untuk membuat iklan yang efektif menjadi hal yang krusial.
Di sisi lain, telemarketing outbound mungkin mengeluarkan biaya yang relatif lebih kecil, namun akan dihadapkan dengan penolakan atau keberatan yang tak bisa dihindari.
Menentukan Strategi Telemarketing Terbaik untuk Bisnis
Untuk mendapatkan hasil terbaik dalam telemarketing inbound dan outbound, mulailah dengan pemahaman yang kuat tentang produk atau layanan bisnis yang telah direncanakan untuk dipasarkan. Lakukan riset dan penelitian yang cukup tentang demografi target pasar. Hal ini perlu dilakukan agar upaya tim telemarketing dalam memanggil banyak pelanggan berhasil dan tidak sia-sia.
Penetapan tujuan yang jelas juga penting dalam menjalankan strategi ini, sehingga tim Anda tahu apa yang harus dicapai dalam target setiap hari, setiap bulan, atau setiap tiga bulan. Ini bisa tentang menghasilkan prospek untuk tim penjualan, mengumpulkan data untuk kampanye pemasaran yang lain, atau menutup penjualan dengan sukses.
Selain penetapan target yang jelas, penyusunan skrip penelponan sangat disarankan. Ini adalah kunci untuk menyampaikan pesan yang konsisten dan mencegah kesalahan. Telemarketer yang profesional akan menyesuaikan skrip dengan percakapan dengan konsumen secara alami. Untuk itu, memberikan pelatihan secara teratur dan memeriksa kualitas panggilan juga dapat membantu mencapai keberhasilan dalam upaya strategi telemarketing perusahaan.
Jika bisnis Anda membutuhkan strategi pemasaran yang efektif, layanan telephony dari berijalan bisa dipertimbangkan untuk meningkatkan upaya tersebut.