Memaksimalkan Peran Analis Kredit di Sektor Keuangan Perusahaan

Operations | 01 March 2023

Semakin banyaknya mobilitas dan aktivitas yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan hidup, kebutuhan finansial di kalangan masyarakat juga semakin meningkat. Semua aspek dalam kehidupan masyarakat memang tidak bisa lepas dari transaksi perbankan. Sebut saja, beberapa aktivitas perbankan seperti kebutuhan untuk pembukaan rekening baru, transaksi tunai atau non-tunai, hingga pengajuan peminjaman kredit.

Dari berbagai kebutuhan finansial tersebut, salah satu yang cukup menarik perhatian adalah meningkatnya permintaan untuk mengajukan kredit pinjaman di bank maupun perusahaan pembiayaan. Pengajuan kredit pinjaman dilakukan untuk berbagai tujuan, seperti investasi jangka panjang, kebutuhan tambahan dana untuk modal usaha, cadangan keuangan, kebutuhan konsumsi dan lain sebagainya. 

Pengertian Analis Kredit di Sektor Keuangan Perusahaan

Sumber: pexels

Seperti yang diketahui, analis kredit adalah orang yang berperan untuk menghitung kelayakan kredit suatu usaha atau organisasi. Bisa dikatakan, proses dalam analisis kredit adalah upaya dari perusahaan untuk selektif dalam memilih pemohon kredit dan juga sebagai penilaian kemampuan suatu perusahaan menghargai semua kewajiban keuangannya. 

Peran analis kredit sangat krusial dalam meneliti calon debitur beserta fasilitas pinjaman yang diajukannya, dan menetapkan kadar risiko. Penghitungan kadar risiko diperoleh dari hasil taksiran peluang kegagalan oleh calon debitur pada tingkat kepercayaan tertentu selama berjalannya fasilitas, dan dengan menaksir jumlah kerugian yang akan dialami pemberi pinjaman jika kegagalan terjadi.

Proses analisis kredit penting bagi perusahaan yang bergerak di bidang keuangan seperti bank, karena bank akan memiliki jaminan yang memadai selama kredit diberikan.

Peran Analis Kredit untuk Penyaluran Kredit yang Tepat Guna

Dalam menjalankan tugasnya, analis kredit memiliki peran yang penting untuk menilai apakah nasabah layak mendapatkan kredit pinjaman dari perusahaan/bank. Fungsi analis kredit yang dijalankan bagi sebuah perusahaan meliputi:

  • Dibutuhkan bagi bank/perusahaan sebagai dasar dalam menentukan tingkat suku bunga kredit dan jaminan yang menjadi syarat untuk dipenuhi nasabah
  • Sebagai sarana untuk pengendalian risiko 
  • Pertimbangan untuk menentukan syarat kredit dan sarana untuk struktur, jumlah kredit, jangka waktu kredit, sifat kredit, tujuan kredit, dan sebagainya.
  • Bahan pertimbangan pimpinan dan direksi dalam proses pengambilan keputusan jangka pendek maupun jangka panjang
  • Menyediakan insight yang diperlukan untuk evaluasi kredit

Mengingat pentingnya peran analis kredit bagi sebuah perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang finansial, pemilik bisnis perlu memaksimalkan perannya agar arus keuangan perusahaan terlaksana dengan baik.

Memaksimalkan Peran Analis Kredit dengan Prinsip 5C

Prinsip 5C adalah sebuah bahan referensi bagi para analis kredit perbankan di sektor keuangan perusahaan. Pihak perusahaan tentu tidak boleh sembarangan memberikan kredit kepada nasabah. Untuk itu, prinsip 5C perlu diterapkan dengan baik dalam memaksimalkan peran analis kredit di sektor finansial. 

Prinsip 5C merupakan upaya keselektifan bank dalam menentukan calon nasabah yang akan menerima kredit bank. Jika calon nasabah telah memenuhi prinsip 5C, maka bisa diperkirakan bahwa pemohon dapat mengakses kredit di bank. Pada dasarnya, 5C adalah akronim dari Character, Capacity, Capital, Condition, Collateral. 

1. Character

Prinsip 5C yang pertama, yakni Character. Dilihat dari sisi kepribadian nasabah dengan melakukan wawancara antara customer service kepada nasabah yang hendak mengajukan kredit. Pertanyaan yang diajukan di wawancara akan mengarahkan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi latar belakang, pola hidup nasabah, dan lain-lain. Prinsip Character dinilai penting untuk mempertimbangkan apakah calon nasabah bisa dipercaya dalam menjalin kerjasama dengan pihak perusahaan pemberi kredit.

2. Capacity

Prinsip 5C yang kedua yakni CapacityCapacity menilai nasabah dari kemampuan keuangan yang dimiliki pada usaha yang dijalankan. Prinsip ini menilai kemampuan nasabah untuk membayar kredit terhadap bank. Perusahaan perlu mengidentifikasi apakah nasabah pernah mengalami permasalahan keuangan sebelumnya.

3. Capital

Selanjutnya yaitu prinsip Capital yang terkait kondisi aset dan kekayaan yang dimiliki nasabah, terutama yang mempunyai usaha. Menilai aset dan kekayaan nasabah dilihat dari laporan tahunan bisnis yang dikelola oleh nasabah. Dari penilaian tersebut, pihak perusahaan dapat menentukan kelayakan nasabah mendapat kredit pinjaman dan seberapa besar bantuan kredit yang akan diberikan.

4. Collateral

Prinsip Collateral perlu menjadi perhatian bagi para nasabah. Pasalnya, ketika nasabah tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam mengembalikan pinjaman kredit,  maka sesuai ketentuan yang ada, pihak bank/perusahaan bisa saja menyita aset yang telah dijanjikan sebelumnya sebagai sebuah jaminan.

5. Condition

Prinsip 5C yang terakhir adalah Condition. Peran analis kredit yang sangat krusial dalam menilai kelayakan nasabah menerima kredit perlu mempertimbangkan juga dari faktor kondisi di luar dari pihak bank maupun nasabah. Contohnya seperti kondisi perekonomian negara yang sangat mempengaruhi kedua belah pihak, baik nasabah dan juga pihak bank/perusahaan dalam menghadapi permasalahan yang sama. 

Pada dasarnya, prinsip 5C ini dibuat sebagai bahan referensi bagi para analis kredit perbankan. Hal ini diperlukan mengingat bank/perusahaan tidak boleh asal memberikan kredit mereka kepada nasabah. Oleh karena itu, pihak bank/perusahaan harus tetap berpegangan pada prinsip 5C ini meskipun jumlah permintaan kredit terus meningkat. 

Tips Menunjang Proses Analisis Kredit yang Efektif

Sumber: pexels

Pemanfaatan media digital

Memanfaatkan media digital bisa digunakan sebagai salah satu upaya untuk menunjang kelancaran analisis kredit. Contohnya seperti pembuatan video interaktif yang dirancang oleh pihak perusahaan untuk memudahkan pemahaman masyarakat mengenai prosedur kredit. 

Dengan video yang bisa diakses di mana dan kapan saja, hal ini akan memudahkan pihak perusahaan/bank untuk memberi pemahaman kepada nasabah sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Selain melalui video, pemanfaatan layanan chatbot juga dapat dilakukan agar memudahkan nasabah mengakses informasi perusahaan terutama tentang masalah kredit. 

Mengadakan training kepada karyawan

Pihak perusahaan/bank perlu melakukan pelatihan rutin terhadap karyawan-karyawannya, terutama analis kredit dan customer service untuk dapat memaksimalkan fungsinya dalam menjalankan tugas menyampaikan informasi kredit kepada nasabah dan lebih selektif untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan pembayaran kredit. 

Penekanan pada prinsip 5C

Di samping itu, perlu adanya penekanan terhadap prinsip 5C sebagai prinsip dasar untuk analis kredit. Dalam menilai pengajuan kredit, para kredit analis perlu membahas berbagai aspek, termasuk mengenai kondisi bisnis pemohon kredit. 

Penekanan pada prinsip 5C bertujuan untuk memeriksa apakah pemohon memenuhi syarat untuk kredit atau tidak. Dengan kata lain, apakah permohonan pinjaman layak dalam arti bahwa kredit tersebut akan dikembangkan dengan baik dan dapat mengembalikan kredit, baik pokok maupun bunga dalam jangka waktu yang telah ditentukan atau sebaliknya.

Bagi perusahaan yang bergerak di sektor finansial dan pinjaman kredit, memaksimalkan peran analis kredit adalah hal yang sangat penting. Pasalnya, perusahaan perlu sangat selektif dalam memilih nasabah untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan pembayaran kredit atau kredit macet yang sering terjadi pada beberapa kasus. 

Memaksimalkan Peran Analis Kredit di Sektor Keuangan Perusahaan

Operations | 01 March 2023

Semakin banyaknya mobilitas dan aktivitas yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan hidup, kebutuhan finansial di kalangan masyarakat juga semakin meningkat. Semua aspek dalam kehidupan masyarakat memang tidak bisa lepas dari transaksi perbankan. Sebut saja, beberapa aktivitas perbankan seperti kebutuhan untuk pembukaan rekening baru, transaksi tunai atau non-tunai, hingga pengajuan peminjaman kredit.

Dari berbagai kebutuhan finansial tersebut, salah satu yang cukup menarik perhatian adalah meningkatnya permintaan untuk mengajukan kredit pinjaman di bank maupun perusahaan pembiayaan. Pengajuan kredit pinjaman dilakukan untuk berbagai tujuan, seperti investasi jangka panjang, kebutuhan tambahan dana untuk modal usaha, cadangan keuangan, kebutuhan konsumsi dan lain sebagainya. 

Pengertian Analis Kredit di Sektor Keuangan Perusahaan

Sumber: pexels

Seperti yang diketahui, analis kredit adalah orang yang berperan untuk menghitung kelayakan kredit suatu usaha atau organisasi. Bisa dikatakan, proses dalam analisis kredit adalah upaya dari perusahaan untuk selektif dalam memilih pemohon kredit dan juga sebagai penilaian kemampuan suatu perusahaan menghargai semua kewajiban keuangannya. 

Peran analis kredit sangat krusial dalam meneliti calon debitur beserta fasilitas pinjaman yang diajukannya, dan menetapkan kadar risiko. Penghitungan kadar risiko diperoleh dari hasil taksiran peluang kegagalan oleh calon debitur pada tingkat kepercayaan tertentu selama berjalannya fasilitas, dan dengan menaksir jumlah kerugian yang akan dialami pemberi pinjaman jika kegagalan terjadi.

Proses analisis kredit penting bagi perusahaan yang bergerak di bidang keuangan seperti bank, karena bank akan memiliki jaminan yang memadai selama kredit diberikan.

Peran Analis Kredit untuk Penyaluran Kredit yang Tepat Guna

Dalam menjalankan tugasnya, analis kredit memiliki peran yang penting untuk menilai apakah nasabah layak mendapatkan kredit pinjaman dari perusahaan/bank. Fungsi analis kredit yang dijalankan bagi sebuah perusahaan meliputi:

  • Dibutuhkan bagi bank/perusahaan sebagai dasar dalam menentukan tingkat suku bunga kredit dan jaminan yang menjadi syarat untuk dipenuhi nasabah
  • Sebagai sarana untuk pengendalian risiko 
  • Pertimbangan untuk menentukan syarat kredit dan sarana untuk struktur, jumlah kredit, jangka waktu kredit, sifat kredit, tujuan kredit, dan sebagainya.
  • Bahan pertimbangan pimpinan dan direksi dalam proses pengambilan keputusan jangka pendek maupun jangka panjang
  • Menyediakan insight yang diperlukan untuk evaluasi kredit

Mengingat pentingnya peran analis kredit bagi sebuah perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang finansial, pemilik bisnis perlu memaksimalkan perannya agar arus keuangan perusahaan terlaksana dengan baik.

Memaksimalkan Peran Analis Kredit dengan Prinsip 5C

Prinsip 5C adalah sebuah bahan referensi bagi para analis kredit perbankan di sektor keuangan perusahaan. Pihak perusahaan tentu tidak boleh sembarangan memberikan kredit kepada nasabah. Untuk itu, prinsip 5C perlu diterapkan dengan baik dalam memaksimalkan peran analis kredit di sektor finansial. 

Prinsip 5C merupakan upaya keselektifan bank dalam menentukan calon nasabah yang akan menerima kredit bank. Jika calon nasabah telah memenuhi prinsip 5C, maka bisa diperkirakan bahwa pemohon dapat mengakses kredit di bank. Pada dasarnya, 5C adalah akronim dari Character, Capacity, Capital, Condition, Collateral. 

1. Character

Prinsip 5C yang pertama, yakni Character. Dilihat dari sisi kepribadian nasabah dengan melakukan wawancara antara customer service kepada nasabah yang hendak mengajukan kredit. Pertanyaan yang diajukan di wawancara akan mengarahkan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi latar belakang, pola hidup nasabah, dan lain-lain. Prinsip Character dinilai penting untuk mempertimbangkan apakah calon nasabah bisa dipercaya dalam menjalin kerjasama dengan pihak perusahaan pemberi kredit.

2. Capacity

Prinsip 5C yang kedua yakni CapacityCapacity menilai nasabah dari kemampuan keuangan yang dimiliki pada usaha yang dijalankan. Prinsip ini menilai kemampuan nasabah untuk membayar kredit terhadap bank. Perusahaan perlu mengidentifikasi apakah nasabah pernah mengalami permasalahan keuangan sebelumnya.

3. Capital

Selanjutnya yaitu prinsip Capital yang terkait kondisi aset dan kekayaan yang dimiliki nasabah, terutama yang mempunyai usaha. Menilai aset dan kekayaan nasabah dilihat dari laporan tahunan bisnis yang dikelola oleh nasabah. Dari penilaian tersebut, pihak perusahaan dapat menentukan kelayakan nasabah mendapat kredit pinjaman dan seberapa besar bantuan kredit yang akan diberikan.

4. Collateral

Prinsip Collateral perlu menjadi perhatian bagi para nasabah. Pasalnya, ketika nasabah tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam mengembalikan pinjaman kredit,  maka sesuai ketentuan yang ada, pihak bank/perusahaan bisa saja menyita aset yang telah dijanjikan sebelumnya sebagai sebuah jaminan.

5. Condition

Prinsip 5C yang terakhir adalah Condition. Peran analis kredit yang sangat krusial dalam menilai kelayakan nasabah menerima kredit perlu mempertimbangkan juga dari faktor kondisi di luar dari pihak bank maupun nasabah. Contohnya seperti kondisi perekonomian negara yang sangat mempengaruhi kedua belah pihak, baik nasabah dan juga pihak bank/perusahaan dalam menghadapi permasalahan yang sama. 

Pada dasarnya, prinsip 5C ini dibuat sebagai bahan referensi bagi para analis kredit perbankan. Hal ini diperlukan mengingat bank/perusahaan tidak boleh asal memberikan kredit mereka kepada nasabah. Oleh karena itu, pihak bank/perusahaan harus tetap berpegangan pada prinsip 5C ini meskipun jumlah permintaan kredit terus meningkat. 

Tips Menunjang Proses Analisis Kredit yang Efektif

Sumber: pexels

Pemanfaatan media digital

Memanfaatkan media digital bisa digunakan sebagai salah satu upaya untuk menunjang kelancaran analisis kredit. Contohnya seperti pembuatan video interaktif yang dirancang oleh pihak perusahaan untuk memudahkan pemahaman masyarakat mengenai prosedur kredit. 

Dengan video yang bisa diakses di mana dan kapan saja, hal ini akan memudahkan pihak perusahaan/bank untuk memberi pemahaman kepada nasabah sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Selain melalui video, pemanfaatan layanan chatbot juga dapat dilakukan agar memudahkan nasabah mengakses informasi perusahaan terutama tentang masalah kredit. 

Mengadakan training kepada karyawan

Pihak perusahaan/bank perlu melakukan pelatihan rutin terhadap karyawan-karyawannya, terutama analis kredit dan customer service untuk dapat memaksimalkan fungsinya dalam menjalankan tugas menyampaikan informasi kredit kepada nasabah dan lebih selektif untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan pembayaran kredit. 

Penekanan pada prinsip 5C

Di samping itu, perlu adanya penekanan terhadap prinsip 5C sebagai prinsip dasar untuk analis kredit. Dalam menilai pengajuan kredit, para kredit analis perlu membahas berbagai aspek, termasuk mengenai kondisi bisnis pemohon kredit. 

Penekanan pada prinsip 5C bertujuan untuk memeriksa apakah pemohon memenuhi syarat untuk kredit atau tidak. Dengan kata lain, apakah permohonan pinjaman layak dalam arti bahwa kredit tersebut akan dikembangkan dengan baik dan dapat mengembalikan kredit, baik pokok maupun bunga dalam jangka waktu yang telah ditentukan atau sebaliknya.

Bagi perusahaan yang bergerak di sektor finansial dan pinjaman kredit, memaksimalkan peran analis kredit adalah hal yang sangat penting. Pasalnya, perusahaan perlu sangat selektif dalam memilih nasabah untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan pembayaran kredit atau kredit macet yang sering terjadi pada beberapa kasus.