Mengukur Kesuksesan Implementasi Desain UI UX bagi Bisnis

Techno | 30 January 2023

Desain UI (user interface) dan UX (user experience) kini menjadi suatu hal yang krusial bagi bisnis di era digital. UI dan UX berperan penting dalam menentukan pertumbuhan bisnis. Pasalnya, kenyamanan dan kepercayaan pelanggan dapat dibangun dengan meningkatkan pengalaman dan kepuasan pelanggan. 

Penerapan desain UI dan UX yang baik merupakan pemanfaatan celah yang bagus untuk dapat bersaing dengan kompetitor, yakni dengan cara menarik perhatian pengguna. 

 

Bagi perusahaan startup atau usaha berskala kecil, UI dan UX design menjadi faktor yang lebih krusial. Hal ini juga berkaitan dengan kesan pertama pelanggan terhadap brand.

 

Bagaimana Mengukur Implementasi Desain UI UX yang Efektif?

 

Design UI UX

Sumber: pexels

 

Banyak yang beranggapan bahwa desain UI /UX adalah soal kualitas, bukan sesuatu yang bisa diukur atau dikuantifikasi. Pertanyaannya, apakah benar UI/UX tidak bisa diukur?  Kenyataannya, implementasi UI/UX dapat dinilai menggunakan beberapa metrik tertentu dan juga metode testing.

 

Untuk memperjelas informasi mengenai pengukuran efektivitas implementasi desain UI dan UX, simak penjabaran mengenai metrik penilaiannya berikut ini.

 

Metrik Kesuksesan Desain UI UX

 

Design UI UX 2

Sumber: pexels

 

Menilai seberapa baik implementasi desain UI/UX pada sebuah produk membutuhkan metrik yang membantu dalam proses pengukuran. Ada beberapa metrik yang bisa Anda gunakan untuk mengukur kesuksesan desain UI UX yang baik, antara lain:

 

1. Arsitektur Informasi

Merancang desain alur yang efektif bagi user membutuhkan pemikiran yang logis. Beberapa pertanyaan yang mungkin bisa Anda ajukan saat mengevaluasi desain UI UX adalah; Apakah user flow sudah masuk akal? Bagaimana susunan/hirarki yang benar pada fitur-fitur pada aplikasi atau produk yang Anda tawarkan?

 

Meski tidak ada desain yang sepenuhnya benar secara mutlak, cara terbaik untuk mengetahui yang paling efektif bagi pengguna adalah dengan melakukan user testing.

 

Lakukan pengujian pada beberapa wireframe berbeda dan bandingkan hasilnya. Metrik seperti completion ratetask time, dan tingkat kemudahan penggunaan produk dapat membantu Anda mengukur dan membandingkan desain UI UX yang unggul untuk sebuah produk.

 

2. Usability

Usability adalah tingkat kegunaan sebuah produk dalam menyelesaikan tugas. Usability juga mengukur tingkat efektivitas dan kepuasan pengguna terhadap produk. Artinya, ketika user berhasil menyelesaikan suatu task menggunakan produk Anda dengan tidak memakan waktu yang lama dan tidak membuat banyak kesalahan, maka desain produk tersebut layak digunakan.

 

Dalam mengukur tingkat usability, ada beberapa unsur yang perlu Anda pertimbangkan, antara lain:

 

  • Success Rate

Success rate mengukur seberapa besar tingkat keberhasilan user dalam menjalankan sebuah task menggunakan produk yang Anda tawarkan. Dengan begitu Anda bisa mengukur tingkat kemudahan penggunaan produk yang sedang diuji.

 

  • Bounce Rate

Bounce rate menilai seberapa besar user meninggalkan suatu halaman atau screen tanpa melakukan tindakan apapun. Dengan metrik ini, Anda dapat mengidentifikasi bagian mana yang menjadi celah kesulitan bagi pengguna dalam menggunakan produk Anda.

 

  • Duration

Anda bisa mengukur tingkat usability yang efektif dengan menilai durasi user menjalankan sebuah task atau ketika menghabiskan waktu di halaman tertentu. Semakin lama waktu yang dihabiskan untuk menjalankan sebuah task, maka bisa diperkirakan jika user mengalami kesulitan ketika menggunakan produk tersebut.

 

  • Misclick

Misclick memperkirakan seberapa besar pengguna melakukan kesalahan klik pada bagian yang tidak seharusnya diharapkan ketika menjalankan suatu task.

 

3. Tampilan Visual

Metrik pengukuran desain UI/UX selanjutnya yakni tampilan visual. Daya tarik visual pada produk atau website dapat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap brand Anda. Anda dapat mengukur keefektifan tampilan visual berdasarkan penambahan jumlah klik dan peningkatan user engagement pada iklan, baik yang berbentuk digital ataupun non-digital.

 

Faktanya, desain visual yang baik dapat berkontribusi pada pertumbuhan bisnis. Menurut penelitian Microsoft pada situs Bing, A/B Testing memperlihatkan bahwa penggunaan warna biru dengan saturasi tertentu mampu menghasilkan kenaikan pendapatan tahunan sebesar $80 juta  dibandingkan penggunaan warna lainnya. 

Dengan melakukan pengujian, Anda dapat mengetahui dasar-dasar untuk membuat keputusan yang tepat tentang bagaimana desain dapat berkontribusi pada pertumbuhan bisnis.

 

4. Developability

Apabila Anda secara konsisten melakukan meningkatkan fitur pada produk, desain UI UX harus mampu beradaptasi dengan elemen-elemen baru tersebut. Tak bisa dipungkiri, desain interface yang dinamis adalah hal yang penting. Artinya, sebuah desain harus mudah disesuaikan, tanpa perlu menambahkan resource untuk setiap perubahan kecil yang dilakukan. 

 

Dalam tahap awal perancangan desain, salah satu tujuan yang perlu diraih yakni membuat desain produk yang dapat diberdayakan dan mudah menyesuaikan perkembangan di masa depan. Hal ini dapat menghemat biaya produksi yang akan datang karena tidak harus membuat perubahan signifikan pasca produksi. Ini menunjukkan bahwa desain UI/UX yang dirancang dengan baik sejak awal akan sangat bernilai bagi perusahaan.

 

5. Feedback Pengguna

Feedback pengguna yang Anda dapatkan di dalam tahap quality assurance memungkinkan Anda mengevaluasi bagaimana user berinteraksi dengan produk Anda. User merupakan penentu kesuksesan desain produk. Maka dari itu, feedback dari pengguna akan sangat membantu untuk mengevaluasi apakah desain produk sudah dapat memenuhi kriteria yang baik atau masih harus diperbaiki kembali.

 

Sebaiknya pengumpulan feedback pengguna tetap dilakukan sepanjang masa pakai produk, setelah peluncuran produk atau merilis fitur baru. Ini adalah metode yang paling akurat untuk mengukur kinerja dan desain UI/UX produk.

 

6. HEART Framework

HEART Framework adalah salah satu metrik yang populer digunakan untuk mengukur keberhasilan sebuah produk. Metrik yang mulanya dikembangkan oleh Google ini banyak dikaitkan dengan pengukuran performa user experience. 

 

Istilah HEART Framework sebenarnya adalah sebuah singkatan dari lima metrik dalam pengembangan UX sebuah perangkat lunak, yakni Happiness, Engagement, Adoption, Retention, dan Task success. Berikut ini penjelasan masing-masing metrik dalam HEART Framework:

 

  • Happiness

Happiness atau kebahagiaan yang dimaksud adalah pengukuran kepuasan pengguna. Untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat kebahagiaan pengguna bisa diukur menggunakan survei, ataupun ulasan. Metrik ini juga menandakan seberapa besar tingkat kemudahan penggunaan produk.

 

  • Engagement

Engagement adalah penilaian terhadap seberapa sering pengguna berinteraksi dengan sebuah produk. Contohnya seperti menghitung frekuensi kunjungan pengguna per minggu, durasi waktu yang dihabiskan saat mereka membuka aplikasi atau situs web, dan lain sebagainya. Sederhananya, metrik engagement meninjau frekuensi dan intensitas penggunaan produk dalam jangka waktu tertentu.

 

  • Adoption

Adoption menghitung jumlah pengguna baru dalam periode waktu yang tertentu. Ini adalah sebuah pengukuran mengenai seberapa berhasil sebuah desain UX yang bagus untuk dapat mengundang orang mendaftar menjadi pengguna.

 

  • Metrik Retention

Metrik Retention menilai seberapa banyak pengguna yang telah terdaftar masih menggunakan suatu produk selama jangka waktu tertentu. Contohnya, berapa banyak pengguna yang masih aktif setelah satu bulan berlangganan, atau berapa banyak yang memperbarui langganannya.

 

  • Task Success

Task success adalah metrik yang mengukur efisiensi, efektivitas serta tingkat kesalahan pengguna saat melakukan interaksi dengan produk. Task success menilai bagaimana pengguna beraktifitas di dalam produk.

 

Simpulan

Proses desain UI dan UX adalah tentang upaya yang konstan dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas produk. Tim pengembangan perlu melakukan  perencanaan secara berkelanjutan untuk selalu mengupayakan pembuatan produk yang terbaik untuk pengguna.

Mengukur Kesuksesan Implementasi Desain UI UX bagi Bisnis

Techno | 30 January 2023

Desain UI (user interface) dan UX (user experience) kini menjadi suatu hal yang krusial bagi bisnis di era digital. UI dan UX berperan penting dalam menentukan pertumbuhan bisnis. Pasalnya, kenyamanan dan kepercayaan pelanggan dapat dibangun dengan meningkatkan pengalaman dan kepuasan pelanggan. 

Penerapan desain UI dan UX yang baik merupakan pemanfaatan celah yang bagus untuk dapat bersaing dengan kompetitor, yakni dengan cara menarik perhatian pengguna. 

 

Bagi perusahaan startup atau usaha berskala kecil, UI dan UX design menjadi faktor yang lebih krusial. Hal ini juga berkaitan dengan kesan pertama pelanggan terhadap brand.

 

Bagaimana Mengukur Implementasi Desain UI UX yang Efektif?

 

Design UI UX

Sumber: pexels

 

Banyak yang beranggapan bahwa desain UI /UX adalah soal kualitas, bukan sesuatu yang bisa diukur atau dikuantifikasi. Pertanyaannya, apakah benar UI/UX tidak bisa diukur?  Kenyataannya, implementasi UI/UX dapat dinilai menggunakan beberapa metrik tertentu dan juga metode testing.

 

Untuk memperjelas informasi mengenai pengukuran efektivitas implementasi desain UI dan UX, simak penjabaran mengenai metrik penilaiannya berikut ini.

 

Metrik Kesuksesan Desain UI UX

 

Design UI UX 2

Sumber: pexels

 

Menilai seberapa baik implementasi desain UI/UX pada sebuah produk membutuhkan metrik yang membantu dalam proses pengukuran. Ada beberapa metrik yang bisa Anda gunakan untuk mengukur kesuksesan desain UI UX yang baik, antara lain:

 

1. Arsitektur Informasi

Merancang desain alur yang efektif bagi user membutuhkan pemikiran yang logis. Beberapa pertanyaan yang mungkin bisa Anda ajukan saat mengevaluasi desain UI UX adalah; Apakah user flow sudah masuk akal? Bagaimana susunan/hirarki yang benar pada fitur-fitur pada aplikasi atau produk yang Anda tawarkan?

 

Meski tidak ada desain yang sepenuhnya benar secara mutlak, cara terbaik untuk mengetahui yang paling efektif bagi pengguna adalah dengan melakukan user testing.

 

Lakukan pengujian pada beberapa wireframe berbeda dan bandingkan hasilnya. Metrik seperti completion ratetask time, dan tingkat kemudahan penggunaan produk dapat membantu Anda mengukur dan membandingkan desain UI UX yang unggul untuk sebuah produk.

 

2. Usability

Usability adalah tingkat kegunaan sebuah produk dalam menyelesaikan tugas. Usability juga mengukur tingkat efektivitas dan kepuasan pengguna terhadap produk. Artinya, ketika user berhasil menyelesaikan suatu task menggunakan produk Anda dengan tidak memakan waktu yang lama dan tidak membuat banyak kesalahan, maka desain produk tersebut layak digunakan.

 

Dalam mengukur tingkat usability, ada beberapa unsur yang perlu Anda pertimbangkan, antara lain:

 

  • Success Rate

Success rate mengukur seberapa besar tingkat keberhasilan user dalam menjalankan sebuah task menggunakan produk yang Anda tawarkan. Dengan begitu Anda bisa mengukur tingkat kemudahan penggunaan produk yang sedang diuji.

 

  • Bounce Rate

Bounce rate menilai seberapa besar user meninggalkan suatu halaman atau screen tanpa melakukan tindakan apapun. Dengan metrik ini, Anda dapat mengidentifikasi bagian mana yang menjadi celah kesulitan bagi pengguna dalam menggunakan produk Anda.

 

  • Duration

Anda bisa mengukur tingkat usability yang efektif dengan menilai durasi user menjalankan sebuah task atau ketika menghabiskan waktu di halaman tertentu. Semakin lama waktu yang dihabiskan untuk menjalankan sebuah task, maka bisa diperkirakan jika user mengalami kesulitan ketika menggunakan produk tersebut.

 

  • Misclick

Misclick memperkirakan seberapa besar pengguna melakukan kesalahan klik pada bagian yang tidak seharusnya diharapkan ketika menjalankan suatu task.

 

3. Tampilan Visual

Metrik pengukuran desain UI/UX selanjutnya yakni tampilan visual. Daya tarik visual pada produk atau website dapat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap brand Anda. Anda dapat mengukur keefektifan tampilan visual berdasarkan penambahan jumlah klik dan peningkatan user engagement pada iklan, baik yang berbentuk digital ataupun non-digital.

 

Faktanya, desain visual yang baik dapat berkontribusi pada pertumbuhan bisnis. Menurut penelitian Microsoft pada situs Bing, A/B Testing memperlihatkan bahwa penggunaan warna biru dengan saturasi tertentu mampu menghasilkan kenaikan pendapatan tahunan sebesar $80 juta  dibandingkan penggunaan warna lainnya. 

Dengan melakukan pengujian, Anda dapat mengetahui dasar-dasar untuk membuat keputusan yang tepat tentang bagaimana desain dapat berkontribusi pada pertumbuhan bisnis.

 

4. Developability

Apabila Anda secara konsisten melakukan meningkatkan fitur pada produk, desain UI UX harus mampu beradaptasi dengan elemen-elemen baru tersebut. Tak bisa dipungkiri, desain interface yang dinamis adalah hal yang penting. Artinya, sebuah desain harus mudah disesuaikan, tanpa perlu menambahkan resource untuk setiap perubahan kecil yang dilakukan. 

 

Dalam tahap awal perancangan desain, salah satu tujuan yang perlu diraih yakni membuat desain produk yang dapat diberdayakan dan mudah menyesuaikan perkembangan di masa depan. Hal ini dapat menghemat biaya produksi yang akan datang karena tidak harus membuat perubahan signifikan pasca produksi. Ini menunjukkan bahwa desain UI/UX yang dirancang dengan baik sejak awal akan sangat bernilai bagi perusahaan.

 

5. Feedback Pengguna

Feedback pengguna yang Anda dapatkan di dalam tahap quality assurance memungkinkan Anda mengevaluasi bagaimana user berinteraksi dengan produk Anda. User merupakan penentu kesuksesan desain produk. Maka dari itu, feedback dari pengguna akan sangat membantu untuk mengevaluasi apakah desain produk sudah dapat memenuhi kriteria yang baik atau masih harus diperbaiki kembali.

 

Sebaiknya pengumpulan feedback pengguna tetap dilakukan sepanjang masa pakai produk, setelah peluncuran produk atau merilis fitur baru. Ini adalah metode yang paling akurat untuk mengukur kinerja dan desain UI/UX produk.

 

6. HEART Framework

HEART Framework adalah salah satu metrik yang populer digunakan untuk mengukur keberhasilan sebuah produk. Metrik yang mulanya dikembangkan oleh Google ini banyak dikaitkan dengan pengukuran performa user experience. 

 

Istilah HEART Framework sebenarnya adalah sebuah singkatan dari lima metrik dalam pengembangan UX sebuah perangkat lunak, yakni Happiness, Engagement, Adoption, Retention, dan Task success. Berikut ini penjelasan masing-masing metrik dalam HEART Framework:

 

  • Happiness

Happiness atau kebahagiaan yang dimaksud adalah pengukuran kepuasan pengguna. Untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat kebahagiaan pengguna bisa diukur menggunakan survei, ataupun ulasan. Metrik ini juga menandakan seberapa besar tingkat kemudahan penggunaan produk.

 

  • Engagement

Engagement adalah penilaian terhadap seberapa sering pengguna berinteraksi dengan sebuah produk. Contohnya seperti menghitung frekuensi kunjungan pengguna per minggu, durasi waktu yang dihabiskan saat mereka membuka aplikasi atau situs web, dan lain sebagainya. Sederhananya, metrik engagement meninjau frekuensi dan intensitas penggunaan produk dalam jangka waktu tertentu.

 

  • Adoption

Adoption menghitung jumlah pengguna baru dalam periode waktu yang tertentu. Ini adalah sebuah pengukuran mengenai seberapa berhasil sebuah desain UX yang bagus untuk dapat mengundang orang mendaftar menjadi pengguna.

 

  • Metrik Retention

Metrik Retention menilai seberapa banyak pengguna yang telah terdaftar masih menggunakan suatu produk selama jangka waktu tertentu. Contohnya, berapa banyak pengguna yang masih aktif setelah satu bulan berlangganan, atau berapa banyak yang memperbarui langganannya.

 

  • Task Success

Task success adalah metrik yang mengukur efisiensi, efektivitas serta tingkat kesalahan pengguna saat melakukan interaksi dengan produk. Task success menilai bagaimana pengguna beraktifitas di dalam produk.

 

Simpulan

Proses desain UI dan UX adalah tentang upaya yang konstan dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas produk. Tim pengembangan perlu melakukan  perencanaan secara berkelanjutan untuk selalu mengupayakan pembuatan produk yang terbaik untuk pengguna.