Data Fabric: Solusi Integrasi Data Lintas Platform untuk Enterprise

Techno | 25 July 2025

Sumber: freepik.com

 

Fragmentasi data menjadi tantangan besar yang dihadapi perusahaan saat ini. Data tersebar pada berbagai sistem — cloud, server lokal, aplikasi SaaS, hingga perangkat IoT. Situasi ini membuat pengelolaan data menjadi kompleks, memperlambat pengambilan keputusan, serta memunculkan risiko keamanan yang tidak sedikit. Ketika data sulit terhubung, nilai strategisnya pun menurun drastis. 

 

Arsitektur data tradisional tidak lagi mampu mengimbangi kecepatan dan kebutuhan integrasi di era digital. Banyak perusahaan mulai mencari solusi yang mampu menyatukan berbagai sumber data secara fleksibel dan real-time. Konsep data fabric pun muncul sebagai jawaban atas tantangan integrasi lintas sistem dan platform yang semakin rumit. 

Memahami Apa Itu Data Fabric 

Konsep data fabric merujuk pada kerangka kerja terpadu yang menghubungkan data dari berbagai lokasi, sistem, format, dan lingkungan — baik itu lokal maupun cloud. Tujuannya bukan sekadar mengumpulkan data, melainkan menyediakan cara akses yang konsisten dan cerdas tanpa perlu memindahkan data secara fisik. Pendekatan ini memanfaatkan teknologi seperti artificial intelligence, metadata aktif, virtualisasi data, hingga machine learning untuk mengorkestrasi aliran data secara otomatis dan efisien. 

Karakteristik Utama Data Fabric 

Beberapa elemen yang menjadi pilar utama arsitektur data fabric antara lain: 

1. Konektivitas lintas sumber: Menghubungkan database SQL, NoSQL, API, file system, hingga perangkat edge dan IoT. 

2. Metadata-driven automation: Sistem membaca metadata secara aktif untuk memahami hubungan dan konteks data. 

3. Real-time integration: Data dapat diakses secara virtual tanpa perlu diekstraksi terlebih dahulu. 

4. Governance terpusat: Pengaturan akses, enkripsi, dan pemenuhan regulasi dijalankan secara terpusat dan otomatis. 

5. Adaptif terhadap perubahan: Mampu menyesuaikan dengan sistem baru tanpa perlu mengubah seluruh arsitektur. 

Perbedaan Data Fabric, Data Lake, dan Data Warehouse 

Banyak yang masih menyamakan konsep data fabric dengan data lake atau warehouse. Padahal, ketiganya memiliki fungsi dan pendekatan berbeda: 

1. Data lake berfungsi sebagai tempat penyimpanan data mentah dari berbagai sumber. 

2. Data warehouse menyimpan data yang telah terstruktur untuk kebutuhan analisis dan reporting. 

3. Data fabric bertugas menghubungkan berbagai lokasi data secara real-time tanpa harus menyimpannya ulang. 

 

Data fabric lebih fokus pada penyediaan akses dan integrasi dibandingkan penyimpanan. 

Teknologi Pendukung Arsitektur Data Fabric 

Implementasi data fabric membutuhkan dukungan berbagai teknologi seperti: 

1. Data virtualization: Membuat akses data dari berbagai sistem terasa seperti dari satu tempat. 

2. Machine learning & AI: Mempercepat pemetaan data, deteksi anomali, dan otomatisasi integrasi. 

3. Data catalog: Menyusun dan mengelola metadata agar data mudah ditemukan dan dipahami. 

4. Event streaming: Mengalirkan data secara terus-menerus melalui platform seperti Apache Kafka. 

5. API management: Memastikan sistem dapat saling berkomunikasi dengan lancar dan aman. 

 

 

Baca Juga: RPA Bukan Sekadar Tren: Begini Cara Nyata Otomatisasi Bikin Perusahaan Lebih Gesit 

 

Manfaat Strategis bagi Perusahaan 

Penerapan data fabric membawa banyak keuntungan bagi perusahaan modern, seperti: 

1. Pengambilan keputusan lebih cepat: Akses real-time mempercepat analisis dan respons terhadap pasar. 

2. Peningkatan efisiensi operasional: Proses integrasi data lebih otomatis dan hemat sumber daya. 

3. Skalabilitas tinggi: Sistem mudah diperluas tanpa gangguan terhadap arsitektur lama. 

4. Pengurangan redundansi data: Tidak perlu menyimpan salinan data yang sama berkali-kali. 

5. Kepatuhan regulasi lebih terjaga: Sistem dapat diatur sesuai kebijakan privasi dan keamanan yang berlaku. 

Studi Kasus di Dunia Nyata 

Beberapa perusahaan global telah mengadopsi data fabric untuk mempercepat transformasi digital mereka: 

1. IBM melalui platform Cloud Pak for Data mengintegrasikan data dari berbagai cloud dan on-premise. 

2. Santander Bank memanfaatkan data fabric untuk mempercepat analisis risiko dan respons terhadap regulasi. 

3. Cisco mengoptimalkan operasional jaringan dan analisis IoT melalui arsitektur data fabric berbasis AI. 

 

Keberhasilan mereka menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat meningkatkan daya saing secara signifikan. 

Tantangan Implementasi Data Fabric 

Meski potensinya besar, implementasi data fabric memiliki sejumlah tantangan, seperti: 

1. Kebutuhan SDM terlatih: Perlu tim yang memahami integrasi data skala enterprise dan pengelolaan metadata. 

2. Integrasi sistem lama: Beberapa sistem warisan sulit dihubungkan tanpa penyesuaian tambahan. 

3. Perubahan budaya organisasi: Proses kerja berbasis silo harus diubah menjadi kolaboratif dan terbuka. 

4. Biaya awal yang tinggi: Investasi awal untuk membangun fondasi data fabric relatif besar. 

 

Strategi jangka panjang, roadmap teknis, dan kemitraan yang tepat menjadi faktor penentu keberhasilan. 

Peran Mitra Teknologi: Berijalan sebagai Solusi Pendukung 

Implementasi data fabric memerlukan kombinasi antara teknologi, keahlian, dan pendekatan strategis. Tidak semua perusahaan memiliki sumber daya internal yang cukup untuk mengelola integrasi kompleks ini secara mandiri. Keberadaan mitra teknologi menjadi faktor krusial dalam memastikan keberhasilan penerapan data fabric secara menyeluruh. 

 

Berijalan hadir sebagai mitra yang membantu perusahaan membangun fondasi teknologi secara terintegrasi. Melalui pengalaman dalam mendampingi transformasi digital, Berijalan mendesain solusi data yang adaptif, efisien, dan sesuai kebutuhan bisnis. Fokus utama bukan hanya pada penerapan teknologi, tetapi pada pemahaman mendalam terhadap alur data dan konteks operasional perusahaan. 

 

Pendekatan berbasis kolaborasi memungkinkan perusahaan memiliki arsitektur data yang responsif terhadap perubahan, aman, dan siap tumbuh. Berijalan siap menjadi bagian dari perjalanan modernisasi sistem Anda, mulai dari analisis kebutuhan, desain arsitektur, hingga implementasi dan pengelolaan berkelanjutan. 

 

Ingin mulai perjalanan integrasi data yang lebih cerdas? Hubungi tim Berijalan hari ini dan jadwalkan sesi konsultasi teknologi secara gratis.

Data Fabric: Solusi Integrasi Data Lintas Platform untuk Enterprise

Techno | 25 July 2025

Sumber: freepik.com

 

Fragmentasi data menjadi tantangan besar yang dihadapi perusahaan saat ini. Data tersebar pada berbagai sistem — cloud, server lokal, aplikasi SaaS, hingga perangkat IoT. Situasi ini membuat pengelolaan data menjadi kompleks, memperlambat pengambilan keputusan, serta memunculkan risiko keamanan yang tidak sedikit. Ketika data sulit terhubung, nilai strategisnya pun menurun drastis. 

 

Arsitektur data tradisional tidak lagi mampu mengimbangi kecepatan dan kebutuhan integrasi di era digital. Banyak perusahaan mulai mencari solusi yang mampu menyatukan berbagai sumber data secara fleksibel dan real-time. Konsep data fabric pun muncul sebagai jawaban atas tantangan integrasi lintas sistem dan platform yang semakin rumit. 

Memahami Apa Itu Data Fabric 

Konsep data fabric merujuk pada kerangka kerja terpadu yang menghubungkan data dari berbagai lokasi, sistem, format, dan lingkungan — baik itu lokal maupun cloud. Tujuannya bukan sekadar mengumpulkan data, melainkan menyediakan cara akses yang konsisten dan cerdas tanpa perlu memindahkan data secara fisik. Pendekatan ini memanfaatkan teknologi seperti artificial intelligence, metadata aktif, virtualisasi data, hingga machine learning untuk mengorkestrasi aliran data secara otomatis dan efisien. 

Karakteristik Utama Data Fabric 

Beberapa elemen yang menjadi pilar utama arsitektur data fabric antara lain: 

1. Konektivitas lintas sumber: Menghubungkan database SQL, NoSQL, API, file system, hingga perangkat edge dan IoT. 

2. Metadata-driven automation: Sistem membaca metadata secara aktif untuk memahami hubungan dan konteks data. 

3. Real-time integration: Data dapat diakses secara virtual tanpa perlu diekstraksi terlebih dahulu. 

4. Governance terpusat: Pengaturan akses, enkripsi, dan pemenuhan regulasi dijalankan secara terpusat dan otomatis. 

5. Adaptif terhadap perubahan: Mampu menyesuaikan dengan sistem baru tanpa perlu mengubah seluruh arsitektur. 

Perbedaan Data Fabric, Data Lake, dan Data Warehouse 

Banyak yang masih menyamakan konsep data fabric dengan data lake atau warehouse. Padahal, ketiganya memiliki fungsi dan pendekatan berbeda: 

1. Data lake berfungsi sebagai tempat penyimpanan data mentah dari berbagai sumber. 

2. Data warehouse menyimpan data yang telah terstruktur untuk kebutuhan analisis dan reporting. 

3. Data fabric bertugas menghubungkan berbagai lokasi data secara real-time tanpa harus menyimpannya ulang. 

 

Data fabric lebih fokus pada penyediaan akses dan integrasi dibandingkan penyimpanan. 

Teknologi Pendukung Arsitektur Data Fabric 

Implementasi data fabric membutuhkan dukungan berbagai teknologi seperti: 

1. Data virtualization: Membuat akses data dari berbagai sistem terasa seperti dari satu tempat. 

2. Machine learning & AI: Mempercepat pemetaan data, deteksi anomali, dan otomatisasi integrasi. 

3. Data catalog: Menyusun dan mengelola metadata agar data mudah ditemukan dan dipahami. 

4. Event streaming: Mengalirkan data secara terus-menerus melalui platform seperti Apache Kafka. 

5. API management: Memastikan sistem dapat saling berkomunikasi dengan lancar dan aman. 

 

 

Baca Juga: RPA Bukan Sekadar Tren: Begini Cara Nyata Otomatisasi Bikin Perusahaan Lebih Gesit 

 

Manfaat Strategis bagi Perusahaan 

Penerapan data fabric membawa banyak keuntungan bagi perusahaan modern, seperti: 

1. Pengambilan keputusan lebih cepat: Akses real-time mempercepat analisis dan respons terhadap pasar. 

2. Peningkatan efisiensi operasional: Proses integrasi data lebih otomatis dan hemat sumber daya. 

3. Skalabilitas tinggi: Sistem mudah diperluas tanpa gangguan terhadap arsitektur lama. 

4. Pengurangan redundansi data: Tidak perlu menyimpan salinan data yang sama berkali-kali. 

5. Kepatuhan regulasi lebih terjaga: Sistem dapat diatur sesuai kebijakan privasi dan keamanan yang berlaku. 

Studi Kasus di Dunia Nyata 

Beberapa perusahaan global telah mengadopsi data fabric untuk mempercepat transformasi digital mereka: 

1. IBM melalui platform Cloud Pak for Data mengintegrasikan data dari berbagai cloud dan on-premise. 

2. Santander Bank memanfaatkan data fabric untuk mempercepat analisis risiko dan respons terhadap regulasi. 

3. Cisco mengoptimalkan operasional jaringan dan analisis IoT melalui arsitektur data fabric berbasis AI. 

 

Keberhasilan mereka menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat meningkatkan daya saing secara signifikan. 

Tantangan Implementasi Data Fabric 

Meski potensinya besar, implementasi data fabric memiliki sejumlah tantangan, seperti: 

1. Kebutuhan SDM terlatih: Perlu tim yang memahami integrasi data skala enterprise dan pengelolaan metadata. 

2. Integrasi sistem lama: Beberapa sistem warisan sulit dihubungkan tanpa penyesuaian tambahan. 

3. Perubahan budaya organisasi: Proses kerja berbasis silo harus diubah menjadi kolaboratif dan terbuka. 

4. Biaya awal yang tinggi: Investasi awal untuk membangun fondasi data fabric relatif besar. 

 

Strategi jangka panjang, roadmap teknis, dan kemitraan yang tepat menjadi faktor penentu keberhasilan. 

Peran Mitra Teknologi: Berijalan sebagai Solusi Pendukung 

Implementasi data fabric memerlukan kombinasi antara teknologi, keahlian, dan pendekatan strategis. Tidak semua perusahaan memiliki sumber daya internal yang cukup untuk mengelola integrasi kompleks ini secara mandiri. Keberadaan mitra teknologi menjadi faktor krusial dalam memastikan keberhasilan penerapan data fabric secara menyeluruh. 

 

Berijalan hadir sebagai mitra yang membantu perusahaan membangun fondasi teknologi secara terintegrasi. Melalui pengalaman dalam mendampingi transformasi digital, Berijalan mendesain solusi data yang adaptif, efisien, dan sesuai kebutuhan bisnis. Fokus utama bukan hanya pada penerapan teknologi, tetapi pada pemahaman mendalam terhadap alur data dan konteks operasional perusahaan. 

 

Pendekatan berbasis kolaborasi memungkinkan perusahaan memiliki arsitektur data yang responsif terhadap perubahan, aman, dan siap tumbuh. Berijalan siap menjadi bagian dari perjalanan modernisasi sistem Anda, mulai dari analisis kebutuhan, desain arsitektur, hingga implementasi dan pengelolaan berkelanjutan. 

 

Ingin mulai perjalanan integrasi data yang lebih cerdas? Hubungi tim Berijalan hari ini dan jadwalkan sesi konsultasi teknologi secara gratis.